BAB I
PEMBAHASAN
A. PROSES BERDIRINYA DINASTI UMAYYAH
Dinasti umayyah mulai terbentuk ketika terjadi peristiwa tahkim dalam perang siffin, yaitu suatu perang yang bermaksud untuk menuntut balas atas kematian khalifah Utsman ibn Affan. Perang Siffin terjadi antara pasukan Ali bin Abi Thalib dengan Mawiyah bin Abi Sufyan-pendiri Dinasti Umayyah. Perang saudara itu terjadi pada 1 Shafar tahun 37 W 26-28 Juli 657 M. Perang saudara pertama dalam sejarah peradaban Islam itu terjadi pada zaman fitnah besar. Sebenarnya peperangan tersebut akan dimenangkan oleh pendukung Ali ibn Abi Thalib tetapi melihat gelagat kekalahan Muawiyah segera mengajukan usul kepada pendukung Ali untuk kembali kepada hukum Allah. Dalam peristiwa inilah Ali telah tertipu oleh taktik dan siasat Muawiyah sehinga Ali kalah secara politis, oleh karena itu Muawiyah mendapat kesempatan untuk mengangkat dirinya sebagai khalifah sekaligus raja. Dengan demikian, secara resmi penerimaan Muawiyah ibn Abi Sofyan sebagai khalifah setelah Hasan ibn Ali mengundurkan diri dari jabatan khalifah yang mendapat dukungan dari kaum syi’ah dan telah dipegangnya beberapa bulan lamanya. Peristiwa kesepakatan antara Hasan ibn Ali dengan Muawiyah ibn Abi Sofyan lebih dikenal dengan peristiwa “Am al Jamaah” dan sekaligus menjadikan batas pemisah antara masa khulafaur rasyidin (632-661 M) dengan masa dinasti umayyah (661-750 M).
Walaupun dengan menggunakan berbagai cara dan strategi yang kurang baik yaitu dengan cara kekerasan, diplomasi dan tipu daya serta tidak dengan pemilihan yang demokrasi Muawiyah tetap dianggap sebagai pendiri dinasti umayyah yang telah banyak melakukan kebijakan-kebijakan yang baru dalam bidang politik, pemerintahan dan lain sebagainya.
Menurut Maidir dan Firdaus, selama memerintah Muawiyah tidak mendapatkan kritikan oleh pemuka dan tokoh umat Islam, kecuali setelah ia mengangkat anaknya Yazid menjadi putra mahkota. Sebelum adanya peristiwa tersebut kondisi secara umum tetap stabil dan terkendali sehingga Muawiyah dapat melakukan beberapa usaha untuk memajukan pemerintahan dan perkembangan Islam. Muawiyah yang menjadi khalifah pertama yang berkuasa dalam pemerintahan dinasti umayyah merubah sistem pemerintahan yang bersifat demokrasi menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Hal ini tercermin ketika suksesi kepemimpinan Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia kepada anaknya. Muawiyah bermaksud menerapkan monarchi yang ada di Persia dan Bizantium, walaupun dia tetap menggunakan istilah khalifah namun pelaksanaannya banyak interpretasi baru dalam jabatan tersebut. B. PERADABAN/PERKEMBANGAN DINASTI UMAYYAH
Pembangunan yang dilakukan khalifah Dinasti Umayyah mengantarkan rakyatnya
pada kemakmuran dan kemajuan diberbagai bidang secara menakjubkan.
1. Kemajuan di Bidang Ilmu Pengetahuan Agama
Ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada dinasti umayyah antara lain adalah sebagai berikut :
a. Ilmu Qira`at
Ilmu qira`at adalah ilmu yang mempelajari tentang bacaan Al-qur`an. Dalam dunia islam, dikenal dengan tujuh macam bacaan al-quran yang disebut Qiraatul Saba`ah. Qira`ah ini kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan Al-qur`an.
b. Ilmu Hadits
Khalifah dinasti umayyah yang berjasa membukukan hadits ialah Umar Ibn Abdul Aziz. Pada tahun 99 H, ketika umar bin abdul aziz dinobatkan sebagai khalifah, tergeraklah hatinya untuk membukukan hadits. Ia sadar bahwa perawi hadits banyak yang meninggal. Pada tahun 100 H, khalifah umar bin abdul aziz memerintahkan kepada Gubernur Madinah dan gubernur yang lainnya untuk ikut serta dalam pengumpulan hadits-hadits Nabi.
c. Ilmu Tafsir
Ilmu tafsir berkembang dari lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu adalah Ibnu Abbas. Banyak julukan yang diberikan kepada beliau, seperti Tarjum Al-qur`an ( juru bicara al-qur`an) dan Al-Bahr karena keluasan ilmunya.
d. Ilmu Fiqih
Perkembangan ilmu fiqih pada masa dinasti umayyah berawal dari banyaknya para sahabat Nabi saw yang berpencar keberbagai daerah dengan sistem masyarakat yang berbeda. Diantara ahli fiqih yang terkenal pada masa itu ialah : Ata` bin Rabbah di Mekkah, Ibrahim an-Nakha di Kuffah, Hasan Al-Basri di Kuffah, Tawus di Yaman, dan Amir bin Syarahil asy-Sya`bi. 2. Kemajuan di Bidang Pemerintahan
Kemajuan dibidang pemerintahan yang telah dicapai dinasti umayyah adalah :
a. Organisasi Politik (an-Nizam as-Siyasi)
Organisasi politik dan administrasi pemerintahan pada dinasti umayyah, meliputi jabatan khalifah (kepala negara), wizarah (kementrian), kitabah (kesekretariatan), dan hijabah ( pengawalan pribadi).
b. Organisasi Tata Usaha Negara ( an-Nizam al-Idary)
Organisasi tata usaha negara pada masa dinasti umayyah, dibagi menjadi 4 departemen, yaitu :
● Diwan al-Kharraj, yaitu departemen pajak yang bertugas mengelola pajak tanah didaerah-daerah yang menjadi kekuasaan dinasti umayyah.
● Diwan ar-Rasail, yaitu departemen pos yang berkewajiban menyampaikan berita atau surat dalam daerah umayyah.
● Diwan al-Musytagillat, yaitu departemen yang bertugas menangani berbagai kepentingan umum.
● Diwan al-Khatim, yaitu departemen yang menyimpan berkas-berkas atau dokumen-dokumen penting negara.
c. Organisasi Keuangan (an-Nizam al-Mali)
Dinasti umayyah tetap mempertahankan dan memakai lembaga keuangan, sebagaimana pada masa Khulafaur Rasyidin. Sumber-sumber pada masa dinasti umayyah berasal dari pajak tanah (kharraj) dari daerah-daerah taklukannya.
d. Organisasi Ketentaraan (an-Nizam al-Harby)
Organisasi ketentaraan pada masa dinasti umayyah merupakan kelanjutan dari upaya yang telah dibuat oleh Khulafaur Rasyidin. Jika pada masa pemerintahan sebelumnya, siapa saja boleh menjadi tentara. Pada masa dinasti umayyah, yang boleh menjadi tentara hanya orang-orang arab dan keturunannya.
e. Organisasi Kehakiman (an-Nizam al-Qadi)
Kekuasaan kehakiman pada masa dinasti umayyah dibagi menjadi 3 badan, yaitu:
● al-Qada, yaitu badan yang bertugas menyelesaikan perkara-perkara yang berhubungan dengan negara.
● Al-Hisbah, yaitu badan yang bertugas menyeleaikan perkara-perkara yang umum dan soal-soal pidana yang memerlukan tindakan cepat.
● An-Nadar fil-Madalim, yaitu Mahkamah tertinggi atau mahkamah banding, semacam mahkamah agung di Indonesia.
C. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN DINASTI UMAYYAH.
Proses Kemunduran yang dialami oleh dinasti bani umayyah tidak terlepas dari pengaruh siapa yang memegang kekuasaan tertinggi pada saat itu, meskipun pemerintahan berasal dari keturunan bani umayyah, perselisihan dan ambisi sering kali muncul dari kalangan keluarga bani umayyah sendiri, yang belum sempat menduduki posisi khalifah sehingga pemberontakan internal Umayyah pun mewarnai setiap akhir-akhir pemerintahan khalifah yang berkuasa ketika itu. Karena masing-masing mempertahankan ke egoannya dan kontra persepsi dan visi serta ingin merebut posisi tertinggi dikursi kekhalifahan, indikasi tersebut mempengaruhi kebijakan politik bani umayyah.
Implikasinya mengakibatkan frekuensi dedikasi dan loyalitas kepada khalifah mengalami degradasi yang berarti sehingga perlahan-lahan rapuh ditambah dengan kekhalifahan Yazid III dikenal dalam sejarah. Dia adalah seorang yang fasik ,peminun khamar dan banyak merusak aturan-aturan Allah. Suatu saat ia akan menunaikan ibadah haji dengan tujuan meminum khamar diatas ka`bah, karena kefasikannya banyak orang yang membencinya hingga ketulang sum-sum, dan melakukan pemberontakan kepada pemerintahannya. Ahkirnya terbunuh pada bulan jumadil Ahkir tahun 126 H. Marwan al-Himar adalah khilafah terakhir Bani Umayyah dikenal dengan Abu abdul Malik putra dari Muhammad bin Marwan al-Hakam ia dikenal sebagai khalifah yang sabar dan ahli dalam berkuda dan pemberani sangat aktif dalam berperang, namun masa pemerintahannya diwarnai konflik dan instabilitas hingga pemerintahannya jatuh dan runtuh.
Setelah terjadi pertempuran antara pasukan Abbasiyah dengan pasukan Marwan Bin Muhammad di sungai zab (antara Mosul dan Arbil ) marwan dan pasukannya kalah dalam peperangan yang terjadi pada 131H/749 M. Pasukannya lari ke berbagai penjuru hingga ahkirnya ia terbunuh oleh pasukan Abbasyiah 132 H/749 M. Dengan kematiannya maka hancurlah pemerintahan bani umayyah dan berdirilah pemerintahan bani Abbasiyah. Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Bani Umayyah diklasifikasi menjadi dua bagian :
1. Faktor internal ,yaitu berasal dari dalam istana sendiri antara lain :
a. Perselisihan antara keluarga khalifah,
Di antara para putra mahkota yang pertama telah memegang maka ia berusaha untuk mengasingkan keluarga yang lain dan ingin menggantikan dengan anaknya sendiri, pergantian khalifah dari garis keturunan adalah suatu yang baru bagi tradisi Arab. Yang mengakibatkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan anggota keluarga istana.
b. Perilaku khalifah atau gubernur jauh dari aturan islam
kekayaan Bani Umayyah disalah gunakan oleh khalifah ataupun gubernur untuk hidup berfoya-foya, bersuka ria dalam kemewahan, terutama masa khalifah yazid II naik Tahta ia terpikat oleh dua biduanitanya ,Sallamah dan Habadah serta suka meminum minuman keras, ditambah lagi para wazir dan panglima bani Umayyah sudah mulai korup dan mengendalikan Negara karena para khalifah pada saat itu sangat lemah.
2. Faktor eksternal istana, adalah yang berasal dari luar istana yaitu :
a. Perlawanan dari kaum Khawarij
Sejak berdiri dinasti Bani Umayyah para khalifahnya sering menghadapi tantangan dari golongan khawarij. Golongan ini memandang bahwa Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah telah melakukan dosa besar, perbedaan sudut pandang pro Ali dan Pro Muaiwiyah ini menjadikan khawarij mengangkat pemimpin dari kalangan mereka sendiri.
b. Perlawanna dari kalangan Syi`ah
Pada dasarnya kaum Syi`ah tidak pernah mengakui pemerintahan Dinasti bani Umayyah dan tidak pernah memaafkan kesalahan mereka terhadap Ali dan Husain hingga semakin aktif dan mendapat dukungan public. Disisi mereka berkumpul orang-orang yang merasa tidak puas, baik dari sisi politik, ekonomi maupun sosial terhadap pemerintahan Bani Umayyah. c. Perlawanan dari golongan Mawali
Asal mula kaum Mawali yaitu budak-budak tawanan perang yang telah dimerdekakan kemudian istilah ini berkembang pada orang islam bukan arab. Ketika bani Umayyah berkuasa orang mawali dipandang sebagai masyarakat bawahan sehingga terbukalah jurang dan sekat sosial yang memisahkan, padahal orang Mawali turut berjuang membelah islam dari bani Umayyah, mereka adalah kaum infantri yang berjalan kaki yang bertempur dengan kaki telanjang diatas terik panasnya padang pasir. Mereka ahkirnya bergabung dengan gerakan anti pemerintah yakni pihak Bani Abbasiyah dan Syi`ah.
d. Pertentangan etnis Arab Utara dengan Arab Selatan.
Masa khilafah Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku arabia utara (bani Qaisy) dan arabia Selatan (bani Qalb) yang sejak zaman sebelum islam makin meruncing. Atas asumsi tersebut apabila seorang khalifah berasal atau lebih dekat dengan Arab Selatan, Arab Utara akan iri demikian sebaliknya, perselisihan tersebut berimplikasi pada kesulitan Bani Umayyah menggalang persatuan.
e. Perlawanan dari Bani Abbasiyah
Keturunan dari paman Rasulullah Keluarga Abbas, mulai bergerak aktif dan menegaskan mereka untuk menduduki pemerintahan dengan cerdik, mereka bergabung dengan pendukung Ali dan menekangkan hak keluarga Hasyim, dengan memanfaatkan kekecewaan publik dan menampilkan sebagai pembelah sejati agama islam, para keturunan abbas segera menjadi pemimpin gerakan anti Umayyah. Faktor-faktor tersebut diatas merupakan sebab kemunduran yang memebawa kepada kehancuran Dinasti Bani Umayyah termasuk koalisi akbar ketiga kaum syi`ah, Mawali dan Abbasiyah, menyusun kekuatan dalam melakukan agresi gerakan revolusi pemerintahan dengan menumbangkan Dinasti Bani Umayyah dan bertujuan menciptakan pemeritahan baru.
Berakhirlah kekusaan Dinasti Bani Umayyah dikota damaskus yang dirintis Muawiyah ibn Sufyan kurang lebih sembilan puluh tahun lamanya dan ditutup oleh khilafah ke empat belas Marwan ibn Muhammad.
BAB II
KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah diatas, maka kami dapat mengambil kesimpulan bahwa :
● Dinasti umayyah mulai terbentuk ketika terjadi peristiwa tahkim dalam perang siffin, yaitu suatu perang yang bermaksud untuk menuntut balas atas kematian khalifah Utsman ibn Affan. Perang Siffin terjadi antara pasukan Ali bin Abi Thalib dengan Mawiyah bin Abi Sufyan-pendiri Dinasti Umayyah
● Peradaban / perkembangan yang dilakukan dinasti umayyah adalah diantaranya dibidang ilmu pengetahuan agama dan dibidang pemerintahan.
● Kehancuran yang membawa runtuhnya dinasti Bani Umayyah di akibatkan oleh faktor internal istana yang ditandai pembesar-penbesar istana banyak menyimpang dari koridor kepemimpinan yang terlibat dalam ekploitasi fasilitas istana dan yang kedua adalah faktor eksternal dari luar istana diantaranya koalisi besar oleh kaum penentang Bani Umayyah yaitu kaum Syi`ah, Mawali dan Abbasiyah yang mengakibatkan mereka runtuh dan berahkir setelah terbunuhnya Marwam ibn Muhammad
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002
Maidir Harun, Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, Padang: IAIN-IB Press, 2001.
N. Abbas Wahid dan Suratno, Khajanah Sejarah Kebudayaan Islam, Solo; PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008
Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Melacak akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Syalabi, Ahmad. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1982.
Syalaby, Ahmad. Sejarah dan Kebudayaan Islam 3, Jakarta; PT. Al-Husna Zikra, 1997.
http://bataviase.co.id/node/600270/Runtuhnya Dinasti Umayyah.
. Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Melacak akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 34 .
Maidir Harun, Firdaus, Sejarah Peradaban Islam, (Padang: IAIN-IB Press, 2001), h. 81. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 42
. N. Abbas Wahid dan Suratno, Khajanah Sejarah Kebudayaan Islam, (Solo; PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008), h. 47 7. http://zigaumarov.blogspot.com/2011/04/bani-umayyah-kemunduran-dan-kehancuran.html
. A. Syalaby, Sejarah dan Kebudayaan Islam 3, (Jakarta; PT. Al-Husna Zikra, 1997), h. 35 .
http://bataviase.co.id/node/600270/Runtuhnya Dinasti Umayyah.